Wednesday, April 6, 2011

Dering

Tak tahu mengapa, tiba-tiba perasaan kehilangan itu muncul kembali…

muncul berulang-ulang dengan setiap detailnya.

Tak mampu ku menolak bayangan itu...

tak mampu ku hapus kenangan itu walau ku pejamkan mata ini …

Mengapa kenangan itu masih mampir?

Tak mengapa dia datang tapi mengapa tetap sakit?

Apa karena kenangan itu tak pernah ku pedulikan? Datang dan ku abaikan?

Apa yang harus ku lakukan agar kenangan itu bisa datang dan hati ku bisa berkata ‘Jadilah Kehendak-Mu Bapa?”

Bukannya aku tak suka punya kenangan.

Kenangan itulah yang membuat kita selalu ingat bagaimana menata masa depan karena pengalaman masa lalu.

Tapi saat kenangan yang satu ini datang,

menghisap semua kebahagian yang ada dalam diriku, meninggalkan kekosongan di situ…

Aku yakin waktu akan meluruhkan luka di dalam hati terdalam sekali pun.

Dan semoga ini pun berlaku untuk kenangan ini….deringan telefon di suatu Kamis siang ….

Wednesday, January 16, 2008

Tak Perlu Jadi Seperti Maria


Mungkin kau bukan Maria
Dan tak kan pernah bisa seperti Maria
Perempuan hebat dan luar biasa yang pernah ada di sepanjang segala masa
Tapi kau bisa jadi dirimu sendiri…
Harus….
Aku yakin…
Tuhan adalah sosok yang penuh pengertian
Dan akan membantu memberikan jalan keluar
Lewat cara dan orang lain…
Tuhan tak mampu kau buat jadi penutup lubang…
Tuhan tak kan kecewa …
Tapi Dia tetap akan membantumu menutupi lubang itu sedikit demi sedikit …
Lewat pengalaman hidup
Suka, duka, kegagalan, sukses, asa dan cinta
Lewat kehadiran orang-orang disekitarmu…
Lewat kehadiran keluarga dan para sahabat…

foto:istimewa

Hujan yang menghiasi langit Jakarta di malam pergantian tahun ternyata tak menyurutkan warga ibukota untuk berkumpul di pusat-pusat perayaan, salah satunya Monas. Menurut Harian Warta Kota jumlah orang yang memadati Monas malam itu mencapai tiga juta orang. Mereka terpaksa melewati malam itu dalam suasana basah dan kedinginan namun tetap antusias...

Keesokan harinya seorang teman bercerita dengan semangatnya tentang apa yang tertinggal dari perayaan tahun baru yang baru saja lewat itu. Dia membaca, sampah yang dihasilkan warga pada malam itu sungguh luar bisa bahkan sampai siang harinya para petugas belum berhasil mengumpulkan semuanya. Padahal pembersihan sudah dilakukan sejak subuh! Sungguh hal yang luar biasa. Hal lain yang membuat dirinya jengkel adalah rusaknya taman yang ada di sana. Padahal taman itu sangat indah apalagi dilihat dari puncak Monas dan yang pasti biaya pembuatan dan perawatan yang dikeluarkan tidak sedikit. Dan satu hal yang pasti, biaya pemulihan taman tersebut juga pasti tidak sedikit. Konon untuk membuat taman itu dibutuhkan waktu hampir setahun dan dana untuk memperbaikinya mencapai puluhan juta. Yang tak kalah mencegangkannya adalah biaya yang dikeluarkan untuk menembakkan kembang api selama lebih kurang 30 menit tersebut yang dilansir koran Pos Kota mencapai milyaran rupiah.

Sungguh sebuah ironi…

Tidak ada larangan untuk merayakan datangnya tahun yang baru. Namun bukan berarti pula harus dilakukan dengan menghabiskan uang yang sangat besar. Di saat negri kita tengah dilanda bencana terus menerus, ratusan juta bahkan sampai milyaran dihabiskan hanya semalam, yang mungkin dua tiga hari kemudian sudah menjadi topik basi untuk diceritakan ulang. Belum lagi kerugian materi bahkan nyawa akibat marahnya alam karena telah dirusak oleh manusia. Di mana-mana minyak tanah langka dan kalaupun ada harus di tebus dengan harga 2x lipat dari harga normal. Dan yang saat ini sedang terjadi adalah mahalnya kedelai, yang merupakan bahan pokok makanan bagi mayoritas masyarakat Indonesia yang harganya masih terjangkau, tahu dan tempe.

Apa yang terjadi ini memiliki efek domino yang luar biasa. Pengganguran bertambah. Mencari uang semakin sulit, diperparah dengan semakin mahalnya bahan makanan. Bukan hal yang mengejutkan lagi ketika kita mendengar kasus bunuh diri yang semakin sering terjadi. Ketika keputusasaan mengusai, ketika keteguhan dan ketegaran iman telah terkikis lara maka mati dianggap jalan keluar yang mudah. Mungkin ya untuk yang mati namun tidak untuk keluarga yang ditinggalkan.

Setiap kita harus berusaha dan berjuang untuk hidup. Namun tak kalah penting peran Negara dalam menjaga masyarakatnya. Kemiskinan struktural yang membelit masyarakat adalah bukti kegagalan pemerintah memberi hak hidup warga negaranya. Sampai kapan kita harus menunggu para pengambil keputusan berpihak pada kita sementara sekumpulan orang yang menyatakan dirinya adalah wakil rakyat tak kurang-kurangnya menghianati rakyatnya.

Di saat-saat seperti ini, berpaling pada-Nya adalah penguat sambil kita tetap berusaha dengan maksimal dan bergandengan tangan dengan sesama yang senasib dan yang masih peduli pada kondisi yang ada…

Saturday, December 22, 2007

Harapan Baru

kelahiran adalah jawaban atas harapan
sebuah kehidupan baru yang sangat ditunggu kedatangannya
segala asa dari segenap penjuru bangsa digantungkan
yang menanti pun berharap
kelahiran membawa harapan baru atas hidup


SELAMAT NATAL
foto: istimewa

Kesan Sebuah Perjalanan Sepekan

Perjumpaan kali ini terasa berbeda. Untuk pertama kalinya kami sekeluarga berkumpul jauh dari kampung halaman. Sebenarnya pertengahan tahun ini kami sudah berjumpa namun dalam suasana duka.

Kematian dua orang yang sangat kami cintai dalam waktu yang sangat berdekatan mau tak mau membuat susana perjumpaan itu turut menjadi perjumpaan yang memilukan.

Seminggu memang waktu yang kami habiskan bersama, namun diisi dengan percakapan, gelak tawa dan perjalanan yang menyenangkan.

Terutama ketika bertandang ke Dufan, Ancol, seakan itu menjadi tempat mengobati rasa rindu akan masa kecil dengan hiburan pasar malamnya.

Tak lupa menaiki permainan favorit pasar malam, komedi putar dan boyan keling.

Dengan waktu yang sesingkat itu, tak lupa pula mengunjungi kota hujan Bogor. Kebun Raya Bogor tepatnya yang kami kunjungi. Berada di tengah-tengah ribuan pohon yang rindang dan bau tanah yang menggoda serta dipenuhi suasana akrab penuh cinta, membuat hidup terasa sangat dekat dengan-Nya. Sebuah perjalanan sepekan yang sangat berkesan.






foto: geng kelinci