Saturday, December 22, 2007

Harapan Baru

kelahiran adalah jawaban atas harapan
sebuah kehidupan baru yang sangat ditunggu kedatangannya
segala asa dari segenap penjuru bangsa digantungkan
yang menanti pun berharap
kelahiran membawa harapan baru atas hidup


SELAMAT NATAL
foto: istimewa

Kesan Sebuah Perjalanan Sepekan

Perjumpaan kali ini terasa berbeda. Untuk pertama kalinya kami sekeluarga berkumpul jauh dari kampung halaman. Sebenarnya pertengahan tahun ini kami sudah berjumpa namun dalam suasana duka.

Kematian dua orang yang sangat kami cintai dalam waktu yang sangat berdekatan mau tak mau membuat susana perjumpaan itu turut menjadi perjumpaan yang memilukan.

Seminggu memang waktu yang kami habiskan bersama, namun diisi dengan percakapan, gelak tawa dan perjalanan yang menyenangkan.

Terutama ketika bertandang ke Dufan, Ancol, seakan itu menjadi tempat mengobati rasa rindu akan masa kecil dengan hiburan pasar malamnya.

Tak lupa menaiki permainan favorit pasar malam, komedi putar dan boyan keling.

Dengan waktu yang sesingkat itu, tak lupa pula mengunjungi kota hujan Bogor. Kebun Raya Bogor tepatnya yang kami kunjungi. Berada di tengah-tengah ribuan pohon yang rindang dan bau tanah yang menggoda serta dipenuhi suasana akrab penuh cinta, membuat hidup terasa sangat dekat dengan-Nya. Sebuah perjalanan sepekan yang sangat berkesan.






foto: geng kelinci
Segala rasa tertumpah
Tatkala perjumpaan itu terjadi akhirnya
Tak hanya dalam wujud kata
Tatapan dan sentuhan kecil pun punya makna
Tapi Sang waktu adalah penguasa
Yang membuat manusia terpaksa tunduk
Perpisahan tak terelakan
Namun itu bisa dilawan
Bila sang ego menginginkannya
Berjumpa lagi atau tetap terpisah

Tanah Garapan

Ibarat tanah garapan yang harus digarap, digemburkan, ditanami, diberi pupuk, dan disirami, maka begitu pula pekerjaan. Pekerjaan itu adalah tempat di mana kita harus mengemburkan, menanami, memberi pupuk, dan menyiraminya agar dapat tumbuh subur dan menghasilkan buah. Bekerja dengan sepenuh hati akan membuat kita mencintainya dan akan melakukan yang terbaik. Maka pilihlah ladang yang sesuai dengan kita dan jangan takut untuk beralih bila pilihan kita belum cocok. Karena buah yang baik akan tumbuh dari tanaman yang dipelihara baik. Ini bisa terjadi bila ada CINTA di sana. Cinta dalam bekerja dan atas pekerjaan adalah kunci hasil maksimal dan terbaik.

foto:istimewa

Monday, September 10, 2007

Cinta, Apa Itu?

Akhirnya tadi malam aku berkesempatan menonton film yang tidak terlalu baru namun kata beberapa teman sangat bagus, City of Angels. Selain temanya yang unik, ceritannya pun menarik terutama ketika Seth, sang malaikat, memutuskan untuk menjadi manusia. Meninggalkan keabadian dan segudang “kemudahan” lain demi cintanya pada seorang perempuan. Namun setelah perjuangan panjang yang pantasnya diganjar kebahagiaan sampai tua, ternyata kenyataan tragis yang harus dihadapi. Maggie, sang dokter, harus pergi selamanya karena kecelakan. Padahal baru semalam saja mereka mereguk sukacita itu. Dalam kedukaannya, Seth berkata dia sangat berbahagia atas pilihan hidupnya walau sesaat. Ia dapat merasakan ciuman, bau rambut Maggie dan hal lain yang tak pernah ia rasakan sewaktu ia adalah malaikat. Pembuktian cinta yang luar biasa.

Karena cinta kita ada. Namun kata ini semakin memudar makna dan wujudnya seiring bertambahnya usia sehingga aku mengalami kesulitan mendefinisikan kata ini. Padahal kata orang bijak, bertambahan umur bertambah pula kebijaksaan. Kata terdekat yang saat ini ku pahami bagian dari cinta adalah perhatian. Satu langkah kecil yang tak jarang aku pun tak sanggup melakukannya terus menerus. Memperhatikan keluarga, sahabat, rekan kerja atau orang lain di sekitar ku. Tapi entah lah, rasanya hal sekecil ini pun sulit untuk kulakukan. Aku merasa tak punya waktu lagi untuk orang lain serta sering terjebak dengan pembelaan diri “jangan ikut campur urusan orang lain.” Padahal seharusnya memberi perhatian tidak selalu harus tahu masalah dan ikut campur, bukan?

Aku khawatir bila dalam pengertian makna cinta sederhana ini saja aku tak paham, bagaimana aku bisa mengatakan “aku mencintai engkau’ kepada orang lain?

Tuesday, September 4, 2007

Ke-be-run-tung-an

Keberuntungan…

kata itu yang aku pikir sangat dibutuhkan saat ini.

Tapi apa iya?

Apakah kemampuan, peluang, dan hal lain tidak ikut serta?

Entahlah...

tapi aku sangat membutuhkan keberuntungan itu

agar bisa bertahan dan mendapatkan kapal lain untuk berlayar melanjutkan pengembaraan dunia antah berantah.

Di manakah keberuntungan itu?

Adakah yang dapat membantu?

Monday, September 3, 2007

1000 Layang-Layang Hiasi Langit Jakarta

Ini adalah foto-foto yang diambil Mima Schräg di pantai Carnaval Ancol Minggu 2 September lalu. Acara peluncuran 1000 layang-layang yang diselenggarakan oleh Wyeth dan dicatatkan dalam Rekor MURI.




Tekad Jiwa Raga


Satu lagi tahun terlewati

Memaksa usia tuk turut serta

Walau waktu boleh punya kuasa

Tapi tidak semudah itu

Sang jiwa dan raga turut terseret

Dalam pusaran waktu yang tak kenal ampun

Aku jiwa...tetap akan melawan

Semangat, optimisme dan persahabatan

Aku raga....tetap bertahan

Agar mampu mensejajarkan diri dengan kala

Namun semua tetap kuserahkan

Pada sang empunya kehidupan

“Selamat Ulang Tahun”

Thursday, August 30, 2007

Melihat dari Dekat dan "Meusaboh Hatee"

Miris, tertusuk, merinding, takut, dan entah perasaan apa lagi yang muncul saat menyaksikan "Meusaboh Hatee".




Jalinan gerak, vokal dan instrumen yang memadu harmonis menghasilkan gambaran singkat mengenai

Aceh sebelum,






sesaat,

sesudah tsunami.









Pertujukan karya tari ini didukung penata tari antara lain Marzuki Hasan serta menampilkan Nyak Ina Raseuki (Ubiet). Meusaboh Hatee bercerita tentang gambaran kehidupan masyarakat Aceh yang Islami, hidup rukun dan damai. Cobaan yang dialami merupakan tantangan yang harus dihadapi. Dengan meusaboh hatee atau menyatukan hati, kita dapat membangun kembali harkat dan martabat masyarakat Aceh.


Meusaboh Hatee, GKJ, 29 Agustus 2007

Wednesday, August 29, 2007

Singkat yang Memikat

MWOMAN

Peni Cameron

Api Kreatif Pengagum Anak

”Mereka membuat kita bersemangat hidup, berkarya, dan berbuat baik. Kita harus tegar dan kuat karena mereka butuh kita.”

Pribadi yang hangat. Inilah kesan pertama kala bercengkerama dengan Peni Cameron, Direktur CAM Solution, usaha jasa animasi yang dirintisnya sejak 1996. Siang itu, Peni bersemangat bertutur tentang dunia yang hingga kini relatif jarang digumuli kaumnya. “Animasi seperti mewujudkan dunia impian, sesuatu yang belum tentu bisa kita lakukan di dunia nyata. Butuh kreativitas unusual yang bikin orang atau anak-anak tertawa,” tutur wanita enerjik kelahiran Surabaya 13 September 1966 yang tampak awet muda ini.

“Sayang, wanita masih jarang di bidang ini,” sambung sarjana arsitektur yang menjalani kehidupannya dengan berupaya keras memegang teguh kedisiplinan, kepercayaan diri, saling menghargai, dan kemandirian ini. “Belakangan, ada beberapa wanita muda lulusan luar negeri yang kembali ke Indonesia dan bekerja di production house. Tapi, kebanyakan ke arah periklanan, bukan perfilman. Kini, banyak siswa SMK yang kami bina justru lebih banyak wanita. Semoga bisa mengindikasikan kelak semakin banyak wanita animator.”

Menariknya, api kreativitas pelahap karya Sidney Sheldon dan penyuka salsa, golf, serta memasak ini kerap dipantik oleh anak-anak. Bahkan, Ibu dua putra dan satu putri ini mengaku, anak-anaknya adalah idola utama! ”Mereka yang membuat kita bersemangat hidup, bekerja, berkarya, dan berbuat baik. Mereka yang membuat kita tegar dan harus kuat karena mereka membutuhkan kita. Mereka pemberian Tuhan yang harus kita pertanggungjawabkan.....” vit


Pernah dimuat di Majalah MPOWER No 1 th II edisi Agt-Sep 2007
Foto : dok. pri

Perjumpaan tak Terduga

MWoman

Mood Swing Becky Tumewu
Suami, Anak, & Perubahan Hidup


“Suami saya tuh orangnya cuek, jadi nggak ada deh perlakuan-perlakuan istimewa. Palingan saya dibiarin aja sendiri sampai hati tenang,” ujar Ruth Ludwina Rebecca Tumewu dengan mimik muka khasnya: gabungan keramahan dan kecerdasan.

Janji untuk saling bertemu awalnya cukup sulit terwujud. Bukan apa-apa, rencana yang dirajut sekitar seminggu sebelumnya terancam gagal karena banjir awal Februari 2007. Tiba-tiba saja, suatu siang beberapa hari setelah banjir menyurut, kami akhirnya dapat bertemu di Plaza Senayan, Jakarta. Ya, kami yakin, kehangatan Ruth Ludwina Rebecca Tumewu membuat rencana tersebut terwujud.

Kesan pertama: ibu dua putri ini agak kurusan. Sibuk apa sih sampai bisa langsing begitu? “Saat ini saya berkonsentrasi penuh pada Back to Beck, acara yang sudah lama saya impikan. Isinya tidak hanya hiburan, tapi juga informasi yang memberikan inspirasi bagi penonton,” jelasnya, dengan bersemangat.

Kini, setelah talkshow yang ditayangkan Metro TV itu mendapat tempat di hati penonton, ia mengaku perjuangannya harus lebih keras untuk membuat acara ini berumur panjang. Di sini, Becky terlihat sebagai sosok tegar dan pantang menyerah. Atau dalam bahasanya sendiri, mood-swing-nya dinamis. Walau dalam hidupnya beberapa kali terjerembab dalam kegagalan, ia percaya solusinya hanya satu: “Nikmati saat-saat Anda gagal. Setelah itu, bangkitlah kembali. Jangan sampai hilang harapan.”

Siapa pria sejatinya?

Soal pria sejati, Becky bersemangat membicarakan suami. “Pria sejati itu bertanggung jawab, tahu diri, serta berkewajiban menyediakan kebutuhan pasangan dan keluarganya,” ujarnya, mengarah ke satu sosok yang sangat dikenalnya, Johannes Dermawan yang akrab dipanggil Irwan.

September 1999 lampau, Irwan berkeputusan untuk menyunting sosok wanita yang dikenal banyak orang sebagai Becky, si presenter smart, hangat, dan ramah. Sejak itu, Becky memang terlihat lebih dewasa dan teratur dalam bertutur kata di setiap penampilan terutama sebagai presenter.

Si “pria sejati” tadikah yang mengubahnya? Yang jelas, entertainer yang berulang tahun tiap 27 Mei ini terkesan berbahagia dengan keluarga kecilnya walau sesekali terpaksa berjauhan dengan sang suami.


Dukungan unik

Suaminya tahu persis watak Becky. Kala hatinya tak tenang, Irwan yang saat ini menjabat General Manager Emeralda Golf Course di Cimanggis memberikan dukungan moril dengan cara unik: membiarkan Becky sendirian dan tidak merepotkannya. “Iya, suami saya tuh orangnya cuek, jadi nggak ada deh perlakuan-perlakuan istimewa. Palingan saya dibiarin aja sendiri sampai hati tenang,” sambungnya dengan mimik muka khas Becky Tumewu.

Lalu, dengan kesibukan masing-masing, siapa yang lebih dekat dengan kedua buah hatinya, Tara (6 tahun) dan Kayla (4 tahun)? “Pastinya, seorang ibu lebih dekat dengan anak-anak karena dilihat dari kuantitas, dia menghabiskan lebih banyak waktu bersama anak. Tapi bukan berarti Irwan tidak dekat,” aku Becky.

Ditanya mengenai suara ayah yang berpengaruh lebih besar ketimbang ibu, Becky membenarkan. “Saat saya membujuk Tara untuk mencobai menu makanan baru, dia bisa menolak. Tapi begitu ayahnya angkat bicara, dia langsung nurut.”

“Vitamin” bagi anak dan suami

Soal anak, Becky tambah semangat bertutur, “Untuk menjadi manusia-manusia yang siap terjun ke dunia modern, kami membekali mereka dengan tata krama dan ajaran agama yang kuat. Tidak dengan teori, tapi dengan contoh-contoh nyata,” ungkap penggemar renang, nonton, dan shopping ini. Memang, seorang filsuf pernah mengatakan, 12 tahun pertama kehidupan seorang anak, itulah saat dirinya terbentuk. Maka, peran kedua orangtua, sesibuk apa pun mereka, idealnya kuat melandasi pertumbuhan anak.

“Kita tidak mungkin mensterilkan anak dan suami di luar rumah. Di luar sana mereka punya kehidupan masing-masing, sehingga tugas saya sebagai istri dan ibu adalah membentengi mereka dengan makanan teratur dan gizi yang baik, sehingga walaupun banyak godaan dari luar, anak dan suami kita tetap kuat. Menurut saya, kuncinya adalah komunikasi,” papar Becky mengakhiri wawancara. hel/vit

Pernah dimuat di Majalah MPOWER No 5 edisi Mar-Apr 2007
Foto oleh : Yulius

Thursday, August 23, 2007

Membawa Mati Janji tak Tertepati

Foto-foto Kelompok Siluet dalam pementasan teater berjudul Bunyi Sunyi
GKJ, 21 Juli 2007








Wednesday, August 22, 2007

Lembaran Merah dalam Hantaran


Ini adalah salah satu hantaran yang dibawa para ibu untuk mengiringi pengantin dalam Pekan Budaya Sumatra Barat. (kanan)

Peserta Pawai Pekan Budaya Sumatra Barat di Taman Budaya Sumatra Barat 8 Juli 2007. (bawah)

Pekan Budaya Sumatra Barat

Masjid Raya Ganting

Ini adalah Masjid Raya Ganting yang kabarnya merupakan mesjid tertua di Padang.

Padang, 8 Juli 2007

Menyisir Pantai Padang

Jalan di sepanjang Pantai Padang.
Ketidakdisiplinan dalam menjaga sarana dan masalah sampah masih perlu perhatian berbagai pihak.

Padang, 8 Juli 2007

Jembatan Siti Nurbaya


Mengambil nama tokoh fiksi populer, jembatan ini sangat indah di kala malam dengan hiasan lampu. Jembatan ini selain untuk menuju sisi muara yang lain juga merupakan akses menuju Gunung Padang dan Pantai Air Manis di mana hidup legenda Batu si Malin Kundang.

Padang, 8 Juli 2007

Muara Padang


Muara Padang yang semakin dangkal dan airnya yang semakin kotor karena limbah.
Selain dijadikan tempat tinggal, bukit Sentiong juga merupakan bekas tempat pemakaman orang cina di Padang (tidak terlihat).

padang, 8 Juli 2007

dua sahabat

kelahiran dan kematian adalah sahabat karib

yang selalu datang sesudah yang satu datang menghampiri
satu tahap sudah ku lalui

kelahiran

maka tinggal ku menunggu sang sahabat yang seorang
yang ku rindu namun ku benci

aku merindukan sang sahabat
kurindu...

ingin tahu akan ke mana kan dibawanya diriku

apakah ke taman di mana susu dan madu berlimpah?
dilayani gadis cantik dan lelaki tampan?
atau
ke dasar bumi yang terpanas
di mana segala bau busuk dan segala kotoran berkumpul?

atau tidak kemana-mana
menjadi santapan pesta belatung dan cacing tanah

tapi
kehidupan pun tak kalah indahnya
ada bahagia ada sedih

ada suka ada duka

ada cinta ada benci

ada yang datang ada yang pergi
hmmm...
tapi aku takkan bisa memilih yang mana

terpaksa pasrah atas ketukan palu sang penguasa

sambil berharap yang pantas kutuai atas apa yang kutanam

august 22,2007

Tuesday, June 26, 2007

Tour d Old Town

Kota Tua di Masa Kini

Pada suatu hari Minggu di bulan Juni, saya, Anita dan Rachel berencana hunting foto ke daerah kota. Kami ingin mengunjungi Klenteng Petak Sembilan, Museum Fatahilah, Museum Bahari, dan Pelabuhan Sunda Kelapa. Berangkat dari rumah pukul 11 langsung menuju Glodok. Tujuan pertama adalah Klenteng Petak sembilan (Klenteng Tan Han Keng). Untungnya siang itu tidak terlalu terik, sehingga kami dapat berjalan kaki dengan santai. Untuk mencapai klenteng itu, kami harus menyusuri jalan yang di kanan kirinya banyak orang berjualan mulai dari sayuran, ikan, bumbu masak sampai pakaian dan DVD. Setelah berjalan kaki sekitar 10 menit kami menemukan pintu masuk Klenteng di sisi kanan jalan.

Hari itu ternyata banyak orang berkunjung ke Klenteng untuk sembahyang. Asap pembakaran hio, lilin serta kertas berbaur menjadi kumpulan-kumpulan yang cukup pekat yang bisa membuat mata menjadi merah dan berair. Lilin-lilin besar ada dimana-mana begitu pula wadah yang berukuran besar untuk meletakkan hio. Kami tidak tahu apakah ini hanya sembayang rutin atau sedang ada perayaan hari besar.

Perjalanan berikutnya kami tempuh dengan mikrolet menuju Museum Fatahilah. Ternyata saat itu sedang diselenggarakan Batavia Art Festival. Selain ada panggung utama, ada beberapa tenda stand promosi menyebar di halaman museum. Selain banyak dikunjungi masyarakat, ternyata hari itu ada beberapa orang yang melakukan pengambilan prewedding picture di sana. Dari beberapa stand yang ada, stand museum keramik dan museum wayang mendapat cukup banyak perhatian, juga Museum bank Mandiri yang punya koleksi sepeda ontel yang unik.

Dari Museum Fatahilah, kami menumpang ojek sepeda menuju Museum Bahari dari depan Bank Mandiri seharga 5000 rupiah persepeda. Namun karena sudah sore, lebih kurang jam empat dan museum sudah tutup maka kami hanya sebentar di sana lalu berjalan ke arah jalan besar menuju menara. Dari menara kita dapat mlihat Museum Bahari, pasar ikan serta Pelabuhan Sunda Kelapa.


Karena hari telah menjelang malam, maka rencana ke Pelabuhan Sunda Kelapa kami batalkan dan kami memutuskan untuk mengakhiri tour d old town hari itu sampai di sini saja.